Friday, 12 December 2014

Chairul Tanjung, Anak Kampung Yang Kini Menjadi Miliader

Chairul Tanjung merupakan pengusaha sukses dan pernah menjadi Menteri Perekonomian Indonesia walau hanya beberapa bulan dari tanggal 19 Mei 2014 sampai 27 Oktober 2014. Chairul Tanjung terkenal di Indonesia karena ia berasal dari keluarga kurang mampu namun dengan usaha dan jerih payahnya akhirnya ia pun duduk sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia bahkan di dunia. Biografi Chairul Tanjung sangatlah menarik, untuk itu simaklah profil Chairul Tanjung berikut ini


Chairul Tanjung terkenal dengan julukan si Anak Singkong, bukan berarti ibunya adalah singkong atau saat lahir ia ditanam di kebun singkong. Julukan ini berawal karena Chairul dilahirkan di Jakarta 16 Juni 1962 dalam keluarga yang kurang mampu. Ayahnya bekerja sebagai penerbit sekaligus wartawan koran kecil zaman orde lama, namun karena gejolak politik akhirnya usaha ayahnya dipaksa tutup. Keadaan tersebut akhirnya memaksa orangtuanya menjual rumah dan tinggal di kamar losmen sempit.

Chairul merupakan siswa dari salah satu SMA yang terkenal di Jakarta yaitu SMA Boedi Oetomo hingga ia lulus tahun 1981, ia meneruskan pendidikannya dengan kuliah di Universitas Indonesia dan masuk jurusan dokter gigi. Saat kuliah Chairul memenuhi kebutuhan kuliah dengan berjualan buku kuliah, kaos, dan apapun yang bisa dijual di kampusnya. Ia tak malu-malu membuka usaha foto kopi di kampusnya. Prestasi Chairul Tanjung di kampusnya begitu mentereng dengan mendapatkan penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional tahun 1984-1985.

Setelah kuliah pada tahun 1987, Chairul bukannya menjadi dokter gigi namun ia bersama temannya mendirikan perusahaan yang memproduksi sepatu anak-anak untuk di export. Perusahaan ini bernama PT Pariarti Shindutama diawali dengan modal pinjaman sebesar Rp 150 juta dari Bank Exim. Perusahaan langsung mendapatkan pesanan yang tak main-main, pesanan 160 ribu pasang sepatu langsung dari Italia.Namun, sudah bukan rahasia umum jika perusahaan yang didirikan oleh beberapa orang akan mengalami pertikaian ketika usaha tersebut mulai sukses, karena hal ini Chairul memilih berpisah dan mendirikan usahanya sendiri.

Chairul memiliki kemampaun dalam membangun jaringan, ini merupakan sebuah modal besar pengusaha untuk membuat bisnisnya semakin berkembang. Bagi Chairul, 3 bisnis inti yang harus segera ia kuasai adalah  keuangan, properti, dan multimedia. Dalam bidang keuangan, ia pun mengambil alih Bank Karman yang kini kita kenal sebagai bank yang bernama Bank Mega.

Setelah sukses dengan bank yang ia kelola, lalu ia membuat group perusahaan Chairul Tanjung dengan nama Para Group. Group ini punya father holding company bernama Para Inti Holdindo, yang membawahi beberapa sub-holding yang membidangi 3 bisnis inti. Berikut bisnis Chairul Tanjung

1. Bidang keuangan : Para Global Investindo. Perusahaan yang digawangi oleh Para Global Incestindo :
  • Asuransi Umum Mega
  • Asuransi Jiwa Mega Life
  • Para Multi Finance
  • Bank Mega Tbk
  • Mega Capital Indonesia
  • Bank Mega Syariah 
  • Mega Finance

2. Bidang bisnis properti : Para Inti Propertindo. Perusahaan yang digawangi oleh Para Inti Propertindo
  • Para Bandung propertindo
  • Para Bali Propertindo
  • Batam Indah Investindo
  • Mega Indah Propertindo

3. Bidang multimedia : Para Inti Investindo. Perusahaan yang digawangi oleh Para Inti Investindo
  • Trans TV
  • Trans7
  • Mahagagaya Perdana
  • Trans Fashion
  • Trans Lifestyle
  • Trans Studio
Chairul Tanjung biografi sekarang memiliki sejumlah aset bernilai tinggi yang dimiliki. Kekayaan Chairul Tanjung mencapai 4 milyar USD (46 triliun rupiah) dan menduduki posisi 375 sebagai orang paling kaya di dunia.

Prinsip yang dianut oleh Chairul Tanjung untuk mencapai kesuksesan adalah kerja keras. Kesuksesan tidak  seperti membalikkan telapak tangan. Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras, keuletan, kegigihan, dan kedisiplinan yang dibarengi dengan sikap pantang menyerah. Semua cita-cita dan ambisi hanya bisa direngkuh jika kita mau terus belajar berbagai hal, di mana pun dan kepada siapa pun. Dan ingatlah, kemenangan bukanlah prioritas utama dalam suatu perlombaan, tapi juga dapat menjadi pengalaman berharga dan motivasi diri.